Para
pembaca yang baik hati (Khususnya Kaum Mislimin),
Tak
terasa kini kita telah berada pada sepuluh Ramadhan terakhir. Itu pertanda
sebentar lagi Ramadhan yang kita cintai ini akan berlalu meninggalkan kita.
Biasanya
orang lebih meningkatkan Ibadahnya pada waktu ini. Kenapa? Karena pada sepuluh
hari terakhir bulan Ramadhan ini merupakan momen atau saat-saat yang sangat
dinanti-natikan sebab penuh dengan kebaikan dan keutamaan, serta pahala yang sangat-sangat
berlimpah. Maka dari itu, tak jarang orang begitu intensif menjalankan ibadah
terutama di malam harinya.
Orang
juga biasanya memaksimalkan ibadah di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan
dengan beritikaf atau berdiam diri di masjid, berdzikir dan memohon ampun
kepada Allah SWT. Sebagaimana Rasulullah SAW menjelaskan dalam salah satu
Hadits, bahwa “di antara sepuluh hari itu terdapat satu malam yang apabila kita
beribadah maka pahalanya sama dengan kita beribadah selama seribu bulan. Ya,
malam itu adalah malam Lailatul Qadar”
Namun
tidak semua orang bisa merasakan adanya malam Lailatul Qadar tersebut, sebagaimana yang dilansir oleh sumsel.tribunnews.com.
adapun
orang yang mendapatkannya memiliki ciri-ciri seperti berikut.
-Orang
yang mendapatkan Lailatul Qadar, pada malam itu ia akan melihat seluruh benda
dan makhluk dimuka bumi ini bersujud kepada Allah SWT.
-Orang
yang mendapatkan Lailatul Qadar akan melihat semua dengan terang benderang
dalam kegelapan malam.
-Orang
yang mendapatkan Lailatul Qadar akan mendengar salam malaikat dan semua tutur
katanya.
-Orang
yang mendapatkan Lailatul Qadar akan dikabulkan doa-doanya.
-Orang
yang mendapatkan Lailatul Qadar tidak disyaratkan melihat tanda apa-apa.
Dahulu,
Nabi Muhammad SAW bersungguh-sungguh untuk menghidupkan sepuluh hari terakhir
tersebut dengan amalan-amalan melebihi waktu lainnya. Sebagaimana yang istri
beliau Ummul Mu’minin Aisyah RA pernah katakan :
“Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari
terakhir dari bulan Ramadhan, melebihi kesungguhan beliau di waktu yang
lainnya.” (HR. Muslim)
Aisyah
RA juga berkata :
“Apabila
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan
Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau
dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan
keluarganya.” (HR. Bukhari & Muslim).
Carilah
Malam Lailatul Qadar
Kita
diperintahkan untuk mencari lailatul qadar. Dari ‘Aisyah radhiyallahu
‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Carilah
lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari
no. 2020 dan Muslim no. 1169)
Terjadinya
lailatul qadar di malam-malam ganjil lebih memungkinkan daripada malam-malam
genap. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha pula, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Carilah
lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.”
(HR. Bukhari no. 2017)
Ganjil
tersebut bisa dihitung dari awal bulan, maka malam yang dicari adalah malam
ke-21, 23, 25, 27, dan 29. Namun bisa jadi pula lailatul qadar dihitung dari
malam yang tersisa. Dalam hadits lain disebutkan,
“Bisa
jadi lailatul qadar ada pada sembilan hari yang tersisa, bisa jadi ada pada
tujuh hari yang tersisa, bisa jadi pula pada lima hari yang tersisa, bisa juga
pada tiga hari yang tersisa” (HR. Bukhari).
Oleh karena itu, jika bulan
Ramadhan ternyata 30 hari, berarti malam ketiga puluh adalah malam yang
menggenapi. Jika dihitung dari hari terakhir, malam ke-22 berarti sembilan hari
yang tersisa. Malam ke-24 berarti tujuh hari yang tersisa. Inilah yang
ditafsirkan oleh Abu Sa’id Al Khudri dalam hadits shahih. Inilah yang dilakukan
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa memilah-milah hari ganjil
dan genap.
Tanda
Malam Lailatul Qadar
Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar sebagaimana yang dipost-kan rumaysho.com, yaitu :
1-
Keadaan matahari di pagi hari, terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke
segala penjuru
Dari
Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
“Malam
itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua puluh tujuh (dari bulan
Ramadhan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna
putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru.” (HR. Muslim no. 762)
2- Kedaan malam tidak
panas, tidak juga dingin, matahari di pagi harinya tidak begitu cerah nampak
kemerah-merahan
Dari
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallambersabda,
“Lailatul
qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga
tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan
nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi dalam Syu’abul
Iman, lihat Jaami’ul Ahadits 18: 361. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahihul Jaami’ no. 5475)
Namun
tanda tersebut tak perlu dicari-cari. Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullahberkata,
“Ada
beberapa dalil yang membicarakan mengenai tanda-tanda lailatul qadar. Namun itu
semua tidaklah nampak kecuali setelah malam tersebut berlalu.” (Fath Al-Bari,
4: 260)
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam pun tidak mencari-cari tanda. Yang dilakukan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah memperbanyak ibadah
saja di akhir-akhir Ramadhan,
Dari
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallambiasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau
bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya),
menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan
istri-istrinya untuk beribadah.” (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174)
Tanda
Seseorang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar
Syaikh
Khalid Al-Mushlih hafizhahullah menyatakan bahwa tidak ada tanda
khusus jika seseorang telah mendapatkan Lailatul Qadar. Terang beliau, kalau
kita memperbanyak beribadah terus menerus di sepuluh hari terakhir Ramadhan,
tentu akan mendapatkan malam penuh kemuliaan tersebut.
Yang
patut pula dipahami bahwa cara menghidupkan malam tersebut bisa dengan
mengerjakan shalat Isya, shalat tarawih (shalat malam) dan shalat shubuh.
Mengerjakan ketiga shalat ini dapat dicatat telah mengerjakan shalat semalam
suntuk.
Dari
‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallambersabda,
“Siapa
yang menghadiri shalat ‘Isya berjamaah, maka baginya pahala shalat separuh
malam. Siapa yang melaksanakan shalat ‘Isya dan Shubuh berjamaah, maka baginya
pahala shalat semalam penuh.” (HR. Muslim no. 656 dan Tirmidzi no. 221).
Dari
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya
jika seseorang shalat bersama imam hingga imam selesai, maka ia dihitung
mendapatkan pahala shalat di sisa malamnya.” (HR. Ahmad 5: 163. Syaikh Syu’aib
Al-Arnauth menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat
Muslim)
Maka sudah seharusnya
kita mengikuti apa saja yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di sepertiga malam
terakhir bulan ramadhan, agar kita lebih dekat dengan Allah SWT dan memperoleh
kemuliaan atau keutamaan malam Lailatul Qadar. dan Semoga Allah memudahkan
kita untuk mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar. Amin
Semoga bermanfaat.
0 Response to "Cari dan Dapatkan Malam Lailatul Qadar"
Post a Comment