Assalmu’alaikum Wr. Wb.
Bismillah…
Setiap nikmat yang terkecap
Sesungguhnya takkan pernah habis
hingga bumi tutup usia
Sekalipun setiap insan selalu lalai
Nikmat-Nya takkan pernah berhenti
mengalir
Karena kecintaan Allah pada
hamba-hamba-Nya
Senanatisa mengabadi…. Selamanya….
Pernahkah kita merasakan energi sabar
yang lahir dari penghambaan Nabi Ayyub as…
Energi harapan dan cinta yang dipupuk
oleh Muhammad Al-Fatih dalam ibadah-ibadah kepada-Nya bahwa suatu saat,
konstantinopel akan diraihnya..
kebeningan hati Fatimah az-zahra kecil
yang dengan tegas menentang kaum Quraisy yang mengotori Ayahnya dengan isi
perut onta ketika sholat…
atau.. merasakan bagaimana bersihnya
hati Abubuakar As-Shiddiq yang dengan tenang menerima kabar kematian Rasulullah
SAW, meski sebagian besar ummat islam saat itu menglami kegoncangan…
Sungguh.. itu sedikit potret dari
orang-orang shalih terdahulu yang menginspirasi.
Jangan ditanya kedekatan mereka dengan
Allah….
Subhanallah…. Mereka adalah
orang-orang yang senantiasa memberikan hukuman terhadap diri sendiri jika lalai
dalam ibadah kepada-Nya.. sekalipun hanya ketinggalan sholat berjama’ah.. atau
ibadah-ibadah lain yang kita anggap “sepele”
Mereka senantiasa memahami, bahwa jika
kita mengingat-Nya, maka Allah akan ingat pula kepada kita..
Tidak hanya itu… rasa syukur atas
semua nikmat Allah tak pernah lepas dari setiap dimensi kehidupan mereka..
…….. dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
mengingkari nikmat-Ku” (Al-baqarah : 152).
Saudaraku…
Pernahkah kita merasa bahwa takdir
yang Allah berikan kepada kita tidak sesuai dengan kehendak kita ?
Ketika usaha sudah kita coba, dan
do’a-do’a senantiasa kita panjatkan, namun ternyata Allah berkata lain atas
ketentuan yang ditetapkan-Nya..
Lalu…
Pernahkah kita berada pada situasi
dimana merasa menjadi orang paling “tidak beruntung”, “paling sengsara”, tak
mendapat nikmat apa-apa ?
Manusiawi adanya jika ini kita
rasakan…
Namun… selaku hamba yang mengkau
seorang muslim..
yang mengaku memiliki iman
kepada Allah swt di hati-hati kita… sesungguhnya, banyak sekali hikmah yang
bisa kita petik dari orang-orang mulia yang senantiasa dekaat kepada-Nya…
Bayangkan jika masa tersulit baginda
Nabi selama diboikot oleh kau Quraisy dilewati tanpa rasa syukur kepada
Allah swt…
Masihkah kita menikmati Islam saat ini
?
Atau ketika para Mursyid ‘am Ikhwanul
Muslimin, yang rela dipenjarakan dan menerima siksaan bertubi-tubi melewati
semua ujian itu dengan menggadaikan idealisme dan menjual murah Jihad yang
selama ini mereka kerjakan…
Bisakah kita mendapatkan pelajaran dan
ruh perjuangan dari mereka ?
Saudaraku…
Semua ujian dan cobaan itu mereka
lalui dengan rasa syukur yang berlimpah kepada-Nya…
Al-Muhasibi, pernah berkata..
“Rasa syukur yang paling tinggi adalah
bila engkau menganggap SETIAP MALAPETAKA sebagai suatu NIKMAT. Karena
malapetaka yang menimpa manusia yang lain lebih dahsyat dan lebih besar
dibandingkan dengan malapetaka yang menimpamu, di saat manusia merasa butuh
SABAR, engkau malah bisa BERSYUKUR”…
Subhanallah…
Kalimat ini.. jika kita renungkan
secara mendalam.. betapa menyimpan energi kecintaan pada Allah yang luar
biasa..
Perasaan dimana semua batas emosi
telah dilewatkan oleh IMAN kita… karena merasa bahwa apapun dari-Nya..
sesungguhnya selalu yang terbaik buat kita…
Inilah yang menjadi alasan kenapa
Rasululah saw menjadi orang yang paling bersyukur atas nikmat-Nya..
Rasulullah memahami.. bahwa kebesaran
Allah senantiasa lahir dari penciptaan langit dan bumi…
Bahkan.. ketika nikmat tidur bersama
Aisyah ra sedang dikecapi olehnya.. Rasulullah meminta ijin kepada Aisyah untuk
sholat dan menangis di hadapan-Nya…
Aisyah ra… dengan keheranan bertanya
kepada Beliau “Apakah
yang menyebabkan Tuan menangis, sedangkan Allah telah mengampuni dosa-dosa Tuan
baik yang dahulu maupun yang belakangan ?”
Lalu apa jawaban Rasulullah…?
Sang Nabi yang Mulia (Semoga Allah
mempertemukan kita dengan Beliau di Jannah-Nya) berkata..
“Tidakkah aku mesti menjadi hamba yang
bersyukur ? bagaimana aku tidak menangis sedangkan Allah menurunkan ayat ini
kepadaku, “sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi……… adalah tanda-tanda
(kebesaran Tuhan) bagi kaum yang berfikir” (Al-Baqarah : 164 dan Ali Imran :
190)
Keindahan Akhlaq inilah… yang
senantiasa membuat Aisyah ra senantiasa menangis ketika mengingat Beliau..
tidak ada sesuatupun yang tidak mengagumkan dari pribadi Sang Nabi…
Subhanallah…
Saudaraku…
Semoga dalam sisa umur kita… kita mampu
belajar untuk memaknai bahwa sesungguhnya Allah swt, senantiasa memberikan yang
TERBAIK bagi kita..
Kita hanya butuh membersihkan nurani…
mengasah IMAN… mempertebal kesyukuran.. lalu memperbaharui Akhlaq..
Agar dengan KEBENINGAN JIWA yang kita
miliki… semua kejadian yang kita alami.. bisa kita “petik” hikmahnya… Insya
Allah.. dalam kondisi yang ridho… dan menjadikan kita pribadi-pribadi yang
qana’ah..
Allahu’alam Bishwab..
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
0 Response to "Jika Engkau Merasa Sulit Menghadapi Hidup "
Post a Comment