Wali Kota Makassar Mohammad
Ramdhan “Danny” Pomanto akan menjadikan Kampung Laikang, Kelurahan Sudiang
Raya, Kecamatan Biringkanaiya sebagai kampung budaya di Makassar.
Alasan Danny menjadikan Kampung
Laikang sebagai kampung budaya karena setiap tahun, warga Laikang rutin
menggelar upacara adat pesta panen Mappadendang. “Kita akan perbaiki
infrastruktur jalan dan penerangan menuju kampung. Sehingga wisatawan nyaman
mengunjungi kampung,” kata Danny, senin 25 Mei 2015.
Danny tertarik menyulap Laikang
menjadi salah satu objek wisata budaya, karena terkesan dengan masyarakat yang
masih pertahankan budaya leluhur. “Ini akan menjadi tradisi khas di Sulawesi
Selatan yang masih dijaga dengan baik,” katanya.
Danny mengunjungi Kampung
Laikang yang berada di sebelah timur Kota Makassar yang berbatasan dengan
kabupaten Maros. Di mana, sebagai bentuk rasa syukur atas melimpahnya panen,
setiap tahun warga Laikang rutin menggelar pesta panen. Budaya tradisional ini
disebut Mappadendang.
Mappadendang biasa digelar saat
memasuki musim kemarau, pada malam hari saat bulan purnama. Dahulu, acara adat
seperti ini umum dilakukan oleh masyarakat-masyarakat di berbagai daerah. Tapi
modernitas membuat acara adat Mappadendang perlahan ditinggalkan.
Dalam Mappadendang enam
perempuan mengenakan baju bodo silih berganti memukul alu atau dalam bahasa
bugis Makassar disebut Palungang ke dalam lesung. Sehingga mengeluarkan irama
yang enak didengar telinga. Perempuan pemukul lesung yang disebut Pakkindona
juga akan menyanyikan sejumlah lagu mengiringi suara lesung. Sedangkan sejumlah
pria menari dan ikut menabuh ujung lesung. Mereka disebut Pakkambona.
Selama Mappadendang, warga juga
menyuguhkan atraksi Parraga. Yakni aksi pria memakai baju adat memperlihatkan
kepiawaiannya memainkan bola takraw. Ada juga aksi silat yang disebut Pamanca.
Kemeriahan pesta panen ini menarik perhatian banyak warga dari luar. sehingga
menjadi objek wisata di Laikang.
Sayangnya pegelaran Mappadendang
belum dikemas dengan baik. Warga yang berdatangan dibiarkan duduk atau berdiri
di bawah pohon. Lampu dari PLN yang sering padam juga mengganggu kenyamanan
warga saat menonton pesta.
Rahman, tokoh masyarakat yang
menjadi motor pesta panen di Laikang berharap budaya ini bisa terus dilakukan
oleh anak-anak muda. “Makanya setiap kali pesta panen, anak anak selalu
dilibatkan,” kata Rahman.
Andi Karunrung Kepala Bidang
Pengembangan Usaha Dinas Pariwisata Kota Makassar mengatakan, potensi kampung
Laikang sebagai kampung budaya sangat besar. Karena terletak di tengah kota
Makassar. “Padahal acara seperti ini biasa dilakukan di kampung pedalaman,”
kata Andi.
Sumber : tempo.co
0 Response to "Kampung Laikang, sebagai kampung budaya di Makassar"
Post a Comment