Guru Profesional adalah Guru yang Aktifkan Nalar Siswa
KOMA.ONLINE, TORAJA— Salah
satu hal yang membuat pendidikan tidak berkembang kualitasnya, adalah guru
kurang memiliki ide-ide pembelajaran.
“Karena guru masih terus mengacu buku
paket, mereka sering tidak memiliki ide sendiri bagaimana membuat siswa
betul-betul belajar. Belajar mandiri
memanfaatkan proses nalarnya sendiri, belajar untuk menghubungkan teks dengan
konteksnya dirinya dan lingkungannya dan belajar berproses sendiri menemukan
sesuatu!” kata Jamaruddin ketika menutup pelatihan Praktik yang Baik
Pembelajaran di Gedung Muhammadiyah Tana Toraja (15/5/2015).
Di hadapan 80 peserta yang
hadir, dia menegaskan bahwa belajar bukanlah sekedar mempelajari buku, belajar
adalah bagaimana siswa dengan sadar menggunakan nalarnya berpikir dalam proses
mengetahui dan mencerap sesuatu. Siswa
tidak hanya menerima pengetahuan begitu saja lewat ceramah, tapi aktif
menggunakan proses nalarnya sendiri.
“Seperti anak kecil belajar
jalan, begitu pula siswa belajar menggunakan nalar, ia akan jatuh bangun,
kadang salah nalar berpikir, tapi begitulah proses. Disitulah peran guru untuk
memfasilitasi,” ujarnya.
Menanggapi guru yang masih
mengajarkan rumus-rumus untuk dihapal, Jamaruddin menanggapi bahwa, siswa
seharusnya diarahkan pada suatu kegiatan yang bisa menemukan sendiri
rumus, berdasarkan nalarnya sendiri atau
kalau hal terebut dirasa terlalu sulit,
bisa diarahkan untuk mengetes kebenaran rumus. Namun agar siswa bisa
tergiring menemukan sendiri suatu rumus,
guru harus pintar dan memiliki ide-ide
pembelajaran yang baik.
“Untuk itu guru juga harus
banyak membaca buku-buku tentang metodologi pembelajaran yang mengaktifkan
siswa,” ujarnya.
Pelatihan yang didesain
untuk meningkatkan mutu pendidikan di Tana Toraja, sebelumnya dibuka oleh Camat
Bittuang, BR. Tangibali. Dalam sambutannya ia menyatakan komitmen penuh
mendukung program USAID PRIORITAS. “Pembelajaran yang dikenalkan USAID ini
jangan disia-siakan. Ini kesempatan bagi kita untuk membuat anak didik menjadi kreatif, dan
inovatif,” ujarnya.
Sementara itu coordinator
daerah USAID PRIORITAS untuk Tana Toraja, Baharuddin Makkutana menyatakan
bahwa pelatihan yang baik adalah
pelatihan yang benar-benar diterapkan di sekolah.
“Pelatihan bukan hanya untuk menambah wawasan atau
pengetahuan, tetapi untuk diterapkan. Pelatihan ini akan sia-sia tidak ada
gunanya kalau cara mengajar guru, masih sama seperti sebelum dilatih,” ujarnya
Pelatihan yang sama juga
dilaksanakan untuk beberapa sekolah di enam provinsi mitra USAID PRIORITAS di
Indonesia, yaitu Jabar, Sumut, Jatim, Jateng, Banten dan Aceh.
0 Response to "Guru Profesional adalah Guru yang Aktifkan Nalar Siswa"
Post a Comment